AKU KAMU TAKAN JADI KITA
Sebelum Kita Sama
Part#4
Dan Mr Michel
mulai bertanya, “ Nice miss Kinan, tapi mengapa you inginkan sangat bekerja
disini ?.” upsss… ternyata Mr. Michel ini bisa berbahasa malay, apa mungkin
mereka tadi sekedar ingin menguji kemampuan bahasa inggris ku ? (tanyaku dalam
hati). Karna beliaupun menggunakan bahasa malay, akupun menjawabnya dengan
bahasa Indonesia, Lalu akupun menjelaskan
bagaimana aku sampai disini. “sebenarny tak ada yang kebetulan di dunia ini,
mungkin inilah takdir langkah saya menuju kesini, awalnya saya hanya berlibur
disini, untuk mengisi waktu luang, karna baru tahun depan, saya mencoba lagi
untuk test melanjutkan Study, tapi Alhamdulillah Abang ipar
saya memberitahukan, bahwa disni sedang membutuhkan Admin, suatu peluang besar
bagi saya untuk bisa bekerja disini, dan satu hal yang membuat saya begitu
ingin bekerja disni, ingin membantu perekonomian keluarga.” Walaupun sedih untuk di ingat akupun tetap
senyum menahan sedih itu. Respon mereka masih abu- abu tapi Mr. Chan kelihatn
penasaran akan cerita selanjutnya.
“Ada apa dengan keluarga kamu, bisakah cerita
pada kami”. Firasatku benar, Mr. Chan penasaran cerita tentang keluargaku, duh
apakah ini salah satu hal yang ada disesi interview
kah ? , lagi- lagi aku tertanya- Tanya. “saya akan menceritakan intinya
saja, awalnya keadaan ekonomi keluarga kami itu sederhana alhamdulillah berkecukupan,
dan Allah berkehendak lain, mungkin ini ujian untuk keluarga kami, semasa saya sekolah tingkat junior high school , adik saya lahir premature dan lebih sedihnya lagi dia
memiliki kelainan jantung sejak lahir, sehingga memerlukan biaya yang besar
untuk mengobati penyakitnya. Dan mulai saat itulah semua tabungan umi dan abi dikeluarkan,
serta menjual harta benda yang bisa digunakan biaya pengobatan. Sebanyak apapun
uang saat itu cepat sekali habisnya, karna pengobatan adik harus berkelanjutan
terus- menerus sampai saat ini. Saya dan kakak saya Alhamdulillah bisa selesai
sekolah karena mendapatkan beasiswa. Dan ini lah salah satu alasana saya tidak
melanjutkan study tahun ini, karna gagal test untuk beasiswa, saya akan
mencobanya lagi tahun depan. Karena tidak mungkin saya melanjutkan study menggunakan uang orang tua. Maka
dari itu ketika abang ipar menawarkan ada peluang kerja disini saya begitu excited. Sebenarnya ini masalah pribadi
keluarga saya, dan saya harap ini bukan penilaian untuk saya kerja disini,
karena saya lebih suka penilaian secara akademis dan kemampuan saya yang dibutuhkan
disini bukan karna atas dasar kasihan. Mohon maaf sebelumnya dan saya akan
merasa berbesar hati jika nanti bisa tumbuh dan berkembang memberikan
kontribusi yang baik di perusahaan ini. ” Sebak dan sedih aku tahan, jangan
sampai nangis jika mengingat kisah keluargaku, kan malu interview pertam tiba- tiba nangis, takutnya dikirain mencari
simpati.
Tiba- tiba Mr.
Michel berdiri dan langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman, entah mengapa
akupun secara otomatis menyambut salamnya. “ kamu diterima bekerja disini. Saya
kagum dengan kamu, masih muda, ada jiwa mandiri dan bertanggung jawab, encik Razi
nanti tolong siapakan kontrak kerjanya ya. (Aku masih terpana, tak bisa berkata-
kata, Cuma bisa memandangi satu persatu orang- orang yang ada di hadapan,
apakah ini mimpi). Miss Kinan apakah
bersedia dalam seminggu ini sudah mulai bekerja?” ( Tanya Mr Michel). Dengan muka
yang masih speechless aku menjawab “
yes I do.” Kemudian aku mulai mengendalikan diri dan mulai senyum manis lagi. “
Ok, miss Kinan saya akan uruskan
segera semua surat- surat yang harus diperlukan untuk kamu, mulai dari kontrak
kerja, izin kerja di Negara ini secara resmi dan lain- lainnya, oh ya Mr Michel
maaf sebelumnya, mungkin Miss Kinan
belum bisa dalam seminggu ini langsung bekerja, karena dia harus kembali ke
Negaranya mengurus proses surat- resmi dan lain- lainya.” Mr Michel tersenyum “
oh iya saya lupa Miss kinan ini orang Asing juga ya.” Ow..oww.. aku juga tadi
lupa bahwa masih banyak proses yang harus dilalui disini langsung jawab yes I do aja. “ Ok pak Razi.” (jawabku).
“ kalau begitu sekarang miss Kinan
boleh pulang, mempersiapkan diri, nanti kita kabari kapan semua proses ini di
mulai”. (Pak Razi mengintruksikan kembali). Aku pun meminta pamit undur diri
dengan menyimpukan kedua tangan mengucapkan terikasih sebesar- besarnya atas
kesempatan bisa bekerja disini.
Aku melangkah keluar
pintu, membuka pelan- pelan, ternyata si Abang dan uni sudah menunggu d depan
ruangan ini, dengan muka yang masih speechless
ini aku menuju kearah mereka, belum sempat aku berkata- kata uni langsung
saja menghiburku , “ kenapa Kinan, tak apalah, ini kan baru pertama kali kamu
mencoba interview, dan lagian kamu
juga masih sangat muda.” Etss … sepertinya uni salah menebak raut wajahku. “Ishhh
ape lah Mama nih, coba kita dengarkan dulu cerita Kinan” si Abang pun juga
penasaran. Dengan senyun- senyum akupun menjawab rasa penasaran mereka. “ Aku
diterima Uni.” “ huwahhh (uni teriak kegirang tapi langsung menutup mulutnya ,
karna menyadari bahwa ini bukan dirumah
tapi kantor takut menjadi pusat perhatian ). Alhamdulillah, ihhh kamu tadi
candain uni ya, buat muka sedih gitu.” “Nah kan mama suka- suka je, congratulation ya Kinan, finaly kamu boleh buat semua ini.” Si Abangpun
kasih selamat dan semangat baru. “Jom lah
kita pulang” si uni mengajak segera pulang, karna biasanya jam segini Angah
pulang sekolah. “ tunggu sebentar ya uni” aku izin sebentar menuju kursi tempat
aku bertemu si Dia tadi, aku lupa menayakan siapa namanya, aku ingin
mengucapkan terima kasih sudah banyak kasih Mood
booster yang bikin tambah percaya diri, dan dia sudah tidak ada lagi disana,
aku menanyakan di meja informasi ternyata dia sudah masuk ke ruanganya. Aghh… sudah
lah mungkin ini sekejap saja, tadi Allah kirimkan seseorang buat aku lebih
semangat menjalani interview, ( pikir
ku dalam hati).
Ternyata Uni dan
si Abang pun mengikuti arahku, “ kamu cari siapa Kinan?, ayo kita pulang, angah
sudah keluar kelas mungkin jam segini.” “
ehh… tak ada uni, hayuk” (jawabku). “ oh ya ma, ayah langsung pergi keje dulu
ye, mama dan Kinan naik taxi aja pulangnya, sebab dah lambat nih, sedari tadi si
boss call ayah terus.” Si Abang pun segera izin pamit berangkat, karna sejak
tadi aku lihat dia sibuk menerima telepon, mungkin sudah banyak pekerjaan yang
menunggunya. “ lah ingatkan tadi Ayah ambil cuti, baru nak ajak ambil angah di
sekolah.” Unipun agak sedikit kecewa, karna dia mau kasih kejutan pada Angah,
mamanya bisa ajak ayahnya juga jemput kesekolah. “ tak boleh lah sayang, ini
tengah banyak keje lain kali ya” si abang mencoba membujuk uni. “ iya uni tak
apa, nanti aku yang temankan ya.” (hiburku saat itu).
Akhirnya unipun
setuju, kita naik taxi , si Abang segera pergi kerja. Di taxi aku sempat
kepikiran, apa iya aku kerja disini, apa aku bisa, apa umi dan abi benar- benar
mengizinkan anak gadis satu- satunya merantau jauh di negri orang ?( berjuta
pertanyaan dalam benaku). Nantilah setiba dirumah aku akan segera menelpon ke
rumah. Uni memecah lamuananku “ oh ya Kinan sepertinya kamu tadi mencari seseorang
di ruang tunggu, siapa? “ yah lagi- lagi uni menanyakan hal itu. “ oh tadi, tak
ada lah uni.” Akupun menjawab dengan senyuman. “ ishh pakai acara rahasia-
rahasian nih, tadi abang sempat cerita kok, kamu tadi ada ngobrol sama si koko
china kan di ruang tunggu, nahh loh, jangan- jangan kamu naksir ya? ” uni
mencoba menggodaku. “ihh uni apa coba, tak ada uni, masak baru ketemu langsung
naksir, iya deh aku cerita, tadi kita sama- sama nunggu di ruangan itu, mungkin
bosen dia ngajak ngobrol deh, lumayan nyambung, terus dia kasih saran- saran,
semangat dan percaya diri buat interview, udah gitu aja, maksudnya tadi aku mau
ucapin terima kasih kesan, tapi dia udah gak ada.” Uni langsung melirik manja “oww…
jadi tadi ketemu someone yang kasih kamu mood booster ya.” lagi- lagi uni menggodaku.
Setiba dirumah
aku segera menelpon ke Indonesia, ingin mengabari bahwa aku diterima disini,
dan ingin menegaskan kembali, apa benar aku diizinkan. tapi aku masih tidak yakin 100% ini berhasil, firasatku masih abu- abu.
--- Bersambung
---
#Day11
#30DWCJilid#10
#Squad1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar