Rabu, 20 Desember 2017

Kertas Kosong Di Dalam "CV Ta’aruf"


Kertas Kosong Di Dalam CV Ta’aruf


Aku berlari kecil di koridor bus, aku tak mau terlambat masuk kelas hari ini.  Tepat dihadapanku ada seorang ikhwan yang lagi tadarusan di dalam bus.  MasyaAllah Kids Zaman Now masih ada yang begini.  Ada seorang nenek dan cucunya sedang berdiri, semestinya yang masih sehat mengalah, tapi mereka semua pura- pura tidur.  Ketika aku ingin berdiri, ikhwan yang tadi sudah menawarkan tempat duduknya.  Halte selanjutnya, si ikhwan bergegas keluar dia menjatuhkan sesuatu, aku mengambilnya dan ketika aku ingin mengejarnya, pintu sudah tertutup lagi.
 

Hingga sampai di rumah aku masih kepikiran dengan map plastik ini, khawatir ini penting, tapi bagaimana mengembalikanya, apa harus dibuka map ini?.  Aku mulai membuka map plastiknya, ternyata isinya kertas- kertas yang banyak coretan, sepertinya ini skripsi. Aku melihat lembaran depan ada nama kampus, judul skripsi dan namanya Muhammad Azkah. Aku masih mencari data yang bisa mengirimkan berkas ini sampai kepemiliknya. Ku buka lagi lembaran selanjutnya dan ternyata ada map cokelat, “apa mungkin disini biodata lengkapnya, siapa tau ini CV lamaran kerja atau biodata untuk mengajukan sidang".   Isi kertasnya biodata, judulnya CV ta’aruf. Aku tak berani membaca isinya lebih lanjut, aku hanya baca nama, nomor telepon dan alamatnya. “ Ternyata begini ya CV Ta’aruf aku penasaran, aku cuma membuka lembaran- lembarannya saja, tapi ada kertas kosong di dalamnya, mungkin dia kelebihan mencetak.

Murobbiahku menelepon, menanyakan CV Ta'aruf ku apakah sudah dibuat?, ia mengingatkanku, ikhwannya ingin ada beberapa lembar kertas kosong nanti didalam CV Ta’arufnya. Beberapa hari yang lalu Murobbiah menawarkan ku untuk ta’aruf kepada seseorang melalui suaminya, jujur aku masih bingung, tapi sang murobbiah mengingatkan ketika ada seseorang datang dan itu agamanya baik, tidak ada alasan untuk menolaknya, kecuali kehendaknya Allah dan jangan lupa sholat Istikharah. Aku jadi ingat map plastik punya ikhwan yang terjatuh tadi, Ada CV Ta'aruf, mungkin dia lagi proses ta’aruf juga, semoga dilancarkan oleh Allah dan mereka berjodoh.

Hari ini murobbiah memintaku datang ke masjid dekat rumahnya, CV Ta’aruf sang ikhwan sudah dikirimkan kepadaku, tapi karena akses internetku error, sampai sekarang aku tak bisa membukanya. Maka dari itu murobbiah ingin memberikannya yang sudah di cetak. Sesampai di masjid  “Kia, tadi mas menyarankan sekalian saja kalian bertemu”. Pernyataan murobbiah membuatku jadi gugup dan tak mampu lagi berkata. Semuanya sudah aku pasrahkan pada takdirnya  Allah.

“Asalamualikum” (terdengar suara dari pintu masjid). suara itu sepertinya tak asing, perlahan aku menoleh kearahnya dan ternyata memang benar dia, ikhwan yang aku temui di bus, map plastiknya sempat aku buka dan baca. Ternyata Allah telah menulis cerita indah disana untuk aku dan dia.

Semua seperti dipermudah oleh Allah, dua minggu kemudian kita menikah. Sempat tak percaya berkas itu, CV Ta’aruf itu yang sempat lancang aku baca, ternyata itu tertuju untukku. Dan rasa penasranku terjawab mengapa harus ada kertas kosong dalam CV Ta’aruf, kertas kosong itu adalah impian masa depan kita berdua, yang kita akan tuliskan bersama- sama dan kita perjuangkan bersama hingga kelak nanti tujuan kita sama bertemu di syurganya Allah.

*** The End ***


#Day25
#30DWCJilid10
#Squad1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar